Kelanawisata.id, Yogyakarta - Event bulanan Selasa Wagen dilaksanakan pada Selasa malam (18/11). Agenda tersebut terbuka untuk umum dengan penampilan spesial dari Sang Maestro penari Didi Nini Thowok. Kegiatan dimulai pada sore hari di beberapa titik. Penampilan Sang Maestro berada di depan pintu gerbang barat Kepatihan. Titik lainnya berada di depan Gedung Agung, Gedung DPRD DIY, Griya Abhipraya Purbonegoro (GAP), dan Monumen SO 1 Maret.
Pada panggung utama, penonton berdiri melingkar antusias menyaksikan kesenian. Selasa Wagen dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, seperti penampilan tari-tarian, talkshow, live music, line dance, flashmob, barongsai, dan penampilan utama dari Didi Nini Thowok.
Lenggak-lenggok penari mengayunkan suasana dibawah gemerlapnya cahaya. Loncatan barongsai dan gemulainya liongsai menambah kesan kesenian yang kental akan akulturasi budaya. Selasa Wagen ditutup oleh penampilan Mas Didi yang asyik menari.
Selain penampilan dari Mas Didi, terdapat Flashmob Golong Gilig yang dibawakan oleh ASN DIY. Tarian tersebut menampilkan gerak kebersamaan yang selaras, cerita, dan mencerminkan kuatnya rasa solidaritas ASN. Kesenian yang ditampilkan “Penampilan hari ini sangat unik, dan ini ajang yang terbuka untuk semua, jadi kita bisa nonton kesenian-kesenian yang ada di Yogya sembari berjalan-jalan di Malioboro” ujar seorang Wisatawan, Azka.
Meskipun Gelaran Selasa Wagen sering dilakukan, tetapi sebagian wisatawan tidak mengetahui agenda tersebut. “Ohh saya ga tau malah, ternyata lagi ada event ya?” tanya Ama wisatawan asal Bangka saat ditanya mengenai Selasa Wagen.
Saat Selasa Wagen, bukan hanya penampilan kesenian saja yang disajikan. Jalan Malioboro ditutup atau Car Free Night sehingga wisatawan dapat menikmati Malioboro sebagai full pedestrian. Suasana Malioboro yang baru kini menambah longgarnya pedestrian. Hal tersebut diungkapkan seorang wisatawan asal Sumatera, Ama “Malioboro sekarang lebih luas, lebih lenggang, enak ngelihatnya”.
Kegiatan Selasa Wagen merupakan aktivasi kesenian yang ada di Yogyakarta. Hal tersebut juga menegaskan sumbu filosofi sebagai warisan budaya yang ditetapkan oleh UNESCO pada 18 September 2023 lalu. Gelaran ini menjadi ajang bulanan yang dapat dinikmati siapapun, termasuk kawan kelana yang sedang berwisata di Yogyakarta.