kelanawisata.id, Semarang – “Asap dupa membubung perlahan, membisikkan rindu yang melintasi waktu. Klenteng terhening mengamati setiap hembusan asapnya yang membawa harapan tertahan, menghubungkan hati melalui doa kepada mereka yang tak lagi hadir disisi.
Aroma dupa memenuhi udara, menyelimuti rua ng dengan kelembutan yang menyentuh jiwa. Di tengah nyala lilin yang redup, doa-doa dilantunkan tanpa kata, mengalir dari kerinduan yang tak terucapkan. Klenteng menjadi saksi sunyi dari cinta yang terus hidup, meski jarak dan waktu mencoba memisahkan. Disini, kerinduan menemukan jalannya menuju keabadian.” oleh: Lynka-Kelanawisata.id
Di tengah dinamika Kota Semarang yang terus bergerak cepat, Klenteng Tay Kak Sie hadir sebagai ruang ketenangan bagi umat Buddha maupun masyarakat yang mencari suasana reflektif. Aroma dupa yang memenuhi udara dan suasana khusyuk di dalam klenteng menciptakan atmosfer damai yang menenangkan pikiran. Lebih dari sekadar tempat peribadatan, Klenteng Tay Kak Sie menjadi bagian penting dari perjalanan spiritual masyarakat Semarang. Keberadaannya juga merefleksikan upaya pelestarian tradisi yang terus dijaga lintas generasi, menjadikannya salah satu pusat budaya sekaligus destinasi religi yang khas di kota ini.